Pada tanggal 2 Januari setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Introvert. Hari ini merupakan momen untuk menghargai dan memahami orang-orang yang cenderung lebih tertutup dan memilih untuk menjaga jarak dari keramaian. Namun, bagaimana sejarah dari Hari Introvert ini?
Sejarah Hari Introvert dimulai dari kebutuhan untuk memberikan pengakuan dan ruang bagi individu yang memiliki kepribadian introvert. Pada tahun 2011, seorang penulis dan pembicara bernama Sophia Dembling menerbitkan buku berjudul “The Introvert’s Way: Living a Quiet Life in a Noisy World”, yang kemudian menjadi inspirasi untuk memperingati Hari Introvert.
Dalam bukunya, Dembling membahas tentang karakteristik dan kelebihan yang dimiliki oleh orang-orang introvert. Dia juga menyoroti pentingnya memahami dan menghargai perbedaan kepribadian antara introvert dan ekstrovert. Melalui buku ini, mulailah muncul kesadaran akan perlunya pengakuan bagi individu introvert.
Hari Introvert kemudian diresmikan pada tanggal 2 Januari sebagai bentuk penghormatan terhadap Sophia Dembling dan karya-karyanya yang telah memberikan wawasan dan pemahaman baru tentang kepribadian introvert. Perayaan Hari Introvert biasanya diisi dengan berbagai kegiatan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu introvert, seperti diskusi, seminar, dan workshop.
Seiring berjalannya waktu, Hari Introvert semakin mendapatkan perhatian dan dukungan dari masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyadari pentingnya menghargai perbedaan kepribadian dan memberikan ruang yang sesuai bagi individu introvert untuk berkembang.
Dengan demikian, Hari Introvert bukan hanya sekedar perayaan, tetapi juga merupakan ajang untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap beragam kepribadian manusia. Semoga dengan adanya Hari Introvert ini, kita semua dapat lebih bijak dalam berinteraksi dan memahami orang-orang di sekitar kita, tanpa membedakan antara introvert dan ekstrovert.